Turunnya jumlah peserta KB MKJP dari tahun ke
tahun dapat disebabkan karena beberapa faktor seperti : 1) ketidaktahuan
peserta tentang kelebihan KB IUD. Dimana pengetahuan terhadap alat kontarsepsi
merupakan pertimbangan dalam menentukan metode kontrasepsi yang digunakan.2)
Kualitas pelayanan KB, dilihat dari segi ketersediaan alat kontrasepsi,
ketersediaan tenaga yang terlatih dan kemampuan medis teknis petugas pelayanan
kesehatan. 3) Biaya pelayanan yang mahal. 4) Adanya hambatan dukungan dari
suami dalam pemakaian alat kontrasepsi. 5) Adanya niat yang timbul dari adanya
sikap yang didasarkan pada kepercayaan, norma-norma di masyarakat dan norma
pokok yang ada dalam lingkungan. Salah satu norma yang dianut masyarakat adalah
pemasangan IUD yang dilakukan di aurat (vagina) sehingga menimbulkan perasaan
malu/enggan untuk menggunakan IUD.
Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) menargetkan 7,3 juta peserta baru
program Keluarga Berencana (KB) untuk memenuhi sasaran 62,5% binaan
Contraceptive Prevalence Rate (CPR) pada 2012 dengan peserta KB aktif 28,2
juta.
“Dalam upaya meningkatkan capaian CPR tahun 2012
telah dibuat kebijakan untuk meningkatkan pemakaian metode kontrasepsi jangka
panjang (MKJP),” kata Kepala BKKBN Sugiri Syarief di Jakarta kemarin. Dia
mengatakan, dalam rencana kerja pemerintah secara jelas dinyatakan bahwa
peserta KB baru dengan MKJP sebesar 12,9% dari sasaran peserta KB baru sebesar
7,3 juta dan KB aktif MKJP ditingkatkan menjadi 25,9%.
Pencapaian target tersebut sudah mempertimbangkan kekuatan SDM, anggaran, dan sasaran pasangan usia subur (PUS) yang ada di masingmasing provinsi, kabupaten/ kota, sampai di lapangan.
Pencapaian target tersebut sudah mempertimbangkan kekuatan SDM, anggaran, dan sasaran pasangan usia subur (PUS) yang ada di masingmasing provinsi, kabupaten/ kota, sampai di lapangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar